PANGKU, Surat Cinta Reza Rahadian Untuk Para Ibu Tunggal

Debut penyutradaraan Reza Rahadian lewat film Pangku adalah surat jujur yang mengharukan untuk para perempuan pejuang di warung kopi pangku Pantura. Bekerja sama dengan sastrawan Felix K. Nesi, Reza menyoroti isu sunyi ini melalui kisah Sartika (Claresta Taufan), seorang ibu hamil yang terperangkap utang budi pada Bu Maya (Christine Hakim) dan terpaksa menjalani kerasnya kehidupan di warung kopi. Pangku secara gamblang menunjukkan dilema seorang ibu yang terdesak, di mana setiap tindakannya adalah pengorbanan demi buah hati. Film ini sangat personal bagi Reza, sebab terinspirasi pula dari perjuangan ibunya sendiri.

Film Pangku garapan Reza Rahadian dijadwalkan tayang pada 2025 - ANTARA  News Jawa Timur


Pangku menggunakan Pantura sebagai latar cermin sosial yang menelanjangi minimnya pilihan bagi perempuan. Cerita Sartika bukan tentang penghakiman, melainkan tentang batas tipis antara bertahan hidup dan kehilangan harga diri. Di tengah perjuangan itu, muncul Hadi (Fedi Nuril), sopir truk ikan yang membawa secercah harapan cinta baru. Pergulatan batin Sartika memilih cinta atau utang budi, membuat film ini terasa sangat humanis dan relevan. Film ini membuktikan bahwa di tengah kerasnya badai hidup, selalu ada ruang untuk kasih sayang, meskipun jalannya penuh liku.

Pangku Menang 4 Piala di Busan International Film Festival 2025


Kualitas Pangku diakui secara global. Sebelum tayang di Indonesia pada 6 November 2025, film ini sukses mengguncang Busan International Film Festival (BIFF) 2025, dengan memenangkan empat penghargaan bergengsi, termasuk KB Vision Audience Award. Prestasi ini menegaskan bahwa Pangku berhasil mengangkat isu lokal tentang cinta seorang ibu dan perjuangan perempuan dengan kualitas universal. Didukung soundtrack ikonik “Ibu” dari Iwan Fals, Pangku siap menyentuh hati penonton Tanah Air.