Tukar Takdir, Selamat Yang Menjadi Beban!

Tukar Takdir (2025) adalah drama psikologis yang disutradarai oleh Mouly Surya dan dibintangi Nicholas Saputra sebagai pemeran utama. Film ini mengadaptasi secara bebas novel karya Valiant Budi Yogi dan menempatkan Nicholas Saputra sebagai Rawa Budiarso, satu-satunya korban selamat dari kecelakaan pesawat Jakarta Airways 79. Status Rawa sebagai penyintas tunggal justru memicu trauma mendalam dan rasa bersalah yang tak terhindarkan. Beban ini semakin berat karena ia selamat setelah bertukar kursi dengan penumpang lain. Mouly Surya memilih untuk fokus pada dampak emosional tragedi, bukan pada visual bencana, menghasilkan eksplorasi yang mendalam tentang kedukaan, trauma, dan makna di balik kata ‘selamat’.

Inti cerita berpusat pada pergulatan batin Rawa saat ia harus menghadapi keluarga korban yang ditinggalkan, termasuk Dita (Marsha Timothy), istri dari penumpang yang kursinya ia duduki, dan Zahra (Adhisty Zara), putri dari pilot pesawat. Sebagai saksi kunci dalam investigasi, Rawa terpaksa menjalin koneksi dengan mereka yang berduka. Perannya ini menempatkannya pada posisi yang sulit: ia harus menyembuhkan luka fisik dan psikisnya sendiri sambil memikul beban moral atas takdir yang “tertukar”. Nicholas Saputra berhasil menghidupkan karakter Rawa sebagai representasi universal orang yang berjuang menghadapi musibah besar dan mempertanyakan mengapa ia yang harus bertahan.

Secara keseluruhan, Tukar Takdir bukan sekadar film tentang kecelakaan, melainkan meditasi tentang kemanusiaan, kehilangan, dan proses penyembuhan. Dengan arahan Mouly Surya yang khas dan penampilan para aktor yang kuat, film ini mengajak penonton untuk merenungkan makna takdir dan bagaimana hidup dilanjutkan setelah sebuah tragedi besar. Film ini memberikan refleksi sosial yang kental sekaligus perjalanan emosional yang intens. Tukar Takdir telah tayang di bioskop Indonesia sejak 2 Oktober dan masih bisa kamu saksikan di bioskop!